05 January 2009

Puisi Tanpa Akhir

oleh Saniah LS

Ini bait puisi tanpa syair yang kutoreh menjelang malam tahun baru
Ia aku rangkai khusus untukmu yang tak lama lagi akan pergi
Dalam kegerahan cinta kau hadir menyuling bening kristal air dalam rongga jantungku
Walau dulunya hanya setitik, saat ragu menyapa asa ini, kini
Setitik kristal air itu telah menjadi seliter bahkan kian bertambah menjadi ribuan liter
Ia tertumpah membasahi hampir semua bagian tubuhku hingga ku tak gerah lagi
Heran, tak ada selokan yang kubiarkan sebagai tempat mengalir dirimu diantara dua rongga itu
Ia berjalan sebagaimana air mengalir yang pada akhirnya menemukan muaranya...

Cintamu telah memberiku kehidupan baru pada jiwa putih yang pernah terkikis oleh sayatan luka cinta masa lalu
Kini luka itu telah sembuh karena pesonamu, percayalah
Ia tak akan pernah terganti di hati ini, dulu, kini, hingga akan datang
Ia akan terus bersarang di jiwa yang paling terdalam
Walau nanti akan ada cinta yang lain
Tapi semua tak akan pernah terganti.

Tuhan,...Jika nanti ada tunas baru pada ranting-ranting keringku
Biarkan ia berada tetap pada akarku, jika ia mati maka matilah pohon cintaku
Jika ia terus hidup meski tak ada yang mengetahui kecuali aku dan Tuhan
Biar kan tunas itu hidup dari kehidupan yang ia berikan untukku
Karena dia lah cinta sejatiku pada sisi gelap duniaku yang lain...dan aku tidak berhenti
Berhenti mengharap pada takdirmu yang lain...pada faktamorgana cinta yang tak lagi semu...