30 July 2011

Gadis Kerudung Putih

(Saniah LS)

Gadis kerudung putih itu
Seperti Laksamana Malahayati
Saat memimpin negeri ini
Saat berperang dengan kemaksiatan
Saat menegakan kebenaran agama Allah

Gadis kerudung putih itu
Seperti Cut Nyak Dhien
Dia sangat pandai menyejukan jiwa yang kerontang
Dia sangat syahdu melantunkan ayat-ayat di dalam Alquran
Dia memiliki semua yang dimiliki tokoh perempuan di Aceh ini

Gadis kerudung putih itu
Bagai bidadari bagi suami dan keluarganya
Bagai malaikat bagi orang miskin
Bagai sahabat bagi rakyatnya
Bagai teman bagi jurnalis

Gadis kerudung putih itu
Hmmm...
Hmmm...

Politik Kotor

Heran, ketika calon independen disetujui Mahkamah Konstitusi (MK) malah yang bergulir 'sandiwara' politik lain. Skenario itu tersusun dan tertata rapi. Andai saja partai politik memberi kesempatan kali kedua calon independen 'bermain' beraup suara di Pilkada Aceh 2011, dan membiarkan masyarakat secara sportif tanpa ancaman untuk memilih calon dari suatu partai itu dirasakan lebih bijaksana.

Tetapi kebijaksanaan itu tidak dipikirkan mereka dengan membiarkan rakyat memilih dan memberi suaranya kepada pejabat yang saat terpilih lupa dengan janji dan rakyat yang memilihnya. Atau biarkan kami rakyat ini memainkan kembali permainan politik yang tak jentel? Golput, tidak memilih siapapun? Ayo mau yang mana...

Aq masih ingat ketika guru dan dosen politikku mengatakan, politik itu saling menjatuhkan. Politik itu selalu menganggap dialah paling benar hanya karena inginkan kursi dan jabatan di Dewan Perwakilan Rakyat atau 'baju kebesaran pejabat'. Uhhh...politik dari tahun ketahun emang tak pernah bersih. Partai yang kononnya membawa nama agama malah kini pun bermain kotor hanya memikirkan kelompok-kelompok mereka.

Muak! Jangan buat negeri ini hilang kedamaian lagi gara-gara politik kotor kalian. Jentel dan sportif lah. Biarkan kami rakyat ini jadi penentu, pantas kah kamu-kamu, tuan-tuan, Anda-anda duduk di kursi itu? atau kami tidak memilih sama sekali dan tidak memberi suara kami? Ingat semua ada ditangan kami, rakyat....

(Banda Aceh, 30 Juli 2011)