21 November 2008

Untaian Mimpi Indah Bersamamu

Aku lelap dalam buaian pekatnya malam
Ada kamu di sana yang menanti
Indah dan sangat indah bila kita sudah menyatu dalam untaian mimpi
Sayang, Aku pun jadi enggan membuka mata, ingin terus bersama mu,
Merangkai semua yang tak pasti yang tak bisa kudapati saat aku terjaga nanti

Namun, pagi harus aku sambut
Karena aku harus hidup dan menghirup udara segarnya
Yang selalu menyadarkan aku dalam senyum kecil
Bahwa kamu tak mungkin aku miliki lagi
Hmmm, karena keberanian itu sudah tak ada lagi

Kalau pun ada,
Aku akan kehilangan dirimu selamanya
Jadilah aku sipenyimpan rasa yang mati kutu saat berdepan dengan dirimu

Sayang, kamu tau
Aku benar-benar sayang kamu
Walau hati ini pernah tersakiti dengan hardik yang mencela
Aku tak pernah sakit hati dan sungguh tak ada kebencian
Karena kamu memang pantas lakukan itu untukku
Makilah aku sebisa dirimu
Tapi jangan minta aku buang rasa ini
Ia nafas untuk hidupku karena aku akan mati tanpa ini

Sayang, biar lah aku akan kan selalu menjadi pemimpi
Karena dari sebuah mimpi akan ada yang nyata nanti
Dan aku tak tau kapan saat itu akan tiba nanti, bukan lagi mimpi

Semua masih teka-teki dan aku coba menitip doa disela-selanya
Moga Tuhan tak lama lagi mengirimkan malaikatnya untukku
Hingga aku tak menjadi pemimpi lagi
Berbahagia seperti yang lain, dicintai orang yang aku cintai
Pasti aku sangat bahagia nanti dan sangat bahagia

Sayang, aku akan bikin kamu selalu jatuh cinta padaku
Tidak tinggalkan aku lagi dari sepi ini
Dan bikin segalanya menjadi indah dan berarti

Sayang, sampai mati pun aku akan menyayangimu!
Dan sampai mati pun cuma kamu yang ingin aku miliki.










Kapan Cinta pantas dikatakan ...???

Oleh : Dede Farhan Aulawi
(Cerita ini sangat menyentuh, cinta kadang bikin kita tak kenal lagi logika, namun logika akan ada jika kita mampu 'menyemangati diri' bahwa selamanya cinta itu akan slalu ada dalam keyakinan cuma dia dan hanya dia, sampai kapanpun tanpa menyerah, walau tidak harus memiliki, pengorbanan yang tulus dan pembuktian dari sebuah penantian bukan tidak mungkin menjadi yang tak pasti menjadi pasti yang tidak mungkin menjadi mungkin, itu lah cinta sejati...)

Hari itu, Jum'at tanggal...Juli 1989. Saya berangkat dari Tasikmalaya ke
Bandung untuk mencari tempat kost sehubungan dengan telah dekatnya masa
awal perkuliahan. Kebetulan sehari sebelumnya, alhamdulillah saya sudah
melihat pengumuman kelulusan untuk kuliah di salah satu PTN di Bandung.
Rasa syukur dan semangat selalu menyertaiku. Sebagai alumnus SMAN 1
Tasikmalaya, Allah SWT telah memberiku kesempatan untuk menimba pendidikan
lebih lanjut di kota Bandung.

Setibanya di terminal bis Cicaheum, saya naik angkot dan berhenti di
sekitar Gasibu - Gedung Sate untuk mencari tempat kost-an, karena konon di
sana mudah sekali untuk mendapatkan tempat kost-an. Setelah berjalan
menyisir gang demi gang tuk mencari tempat kost yang murah dan terjangkau,
akhirnya kutemukan salah satu tempat kost.

Tempat kost tersebut merupakan sebuah rumah yang memiliki 3 kamar. Setiap
kamar rata - rata diisi oleh 2 atau 3 orang. Tentu kurang begitu nyaman
karena merasa tidak ada privacy, tapi saat itu belum saatnya bicara
privacy karena yang penting bisa mendapat tempat berteduh yang murah.

Akhirnya saya sekamar bertiga. Mulanya merasa sangat canggung karena
mereka adalah mahasiswa senior yang sebentar lagi lulus. Sementara saya
adalah mahasiswa baru yang baru kemarin sore melepaskan seragam putih abu.
Tentu banyak suka duka yang telah dilewati pada masa ini. Tapi ada satu
hal yang cukup menarik untuk saya ceritakan.

Salah seorang kakak kelasku bercerita bahwa hidup harus memiliki prinsip,
cita - cita, dan kesungguhan berjuang dan berkorban. Awalnya saya kurang
memahami maksud kalimat tersebut, karena kelihatan terlalu filosofis dan
teoritis.
Suatu malam dia (sebut saja namanya "X") berkata :

X : " De, saya menaksir temen seangkatan yang sangat cantik sekali (sebut
saja namanya "Y"). Orangnya sangat cantik dan pintar. Dan tolong kamu
menjadi saksi, aku ingin berjuang dan memiliki cintanya".
De : "Iya mas...,saya turut mendukung saja semoga cita - cita Mas
terkabul. Tapi kalau boleh tahu, saya ingin lihat fotonya donk ?"
X : Boleh..,neh ada. Kebetulan aku pernah mencabutnya dari majalah dinding
saat berlangsung ospek masa lalu".

Begitu lihat fotonya, aku bergumam wah ini memang cewek yang sangat cantik
sekali sekelas artis tercantik era 89-90 an. Tapi...,masa iya sech cewek
secantik dia, akan mau memberikan cintanya sama senior saya ini. Maaf,
dalam hati waktu itu saya berfikir apakan senior saya ini ngak ngukur
diri, siapa dia, wajahnya bagaimana, kondisi hidupnya pas - pasan, dan
IPK-nya pun tepat di garis kemiskinan, alias 2,75...he he he.

Si X mungkin bisa menangkap sinyal bahasa tubuh saya ketika saya
mengernyitkan dahi.
X : "De..,hidup itu adalah perjuangan untuk menggapai cita - cita. Tidak
ada yang tak mungkin dalam hidup ini, selama kita mau memperjuangkannya
sungguh - sungguh. Allah itu Maha Tahu. Tahu persis apa yang kita inginkan
dan kita perjuangkan ".

Dari hari ke hari dia sering cerita kepada saya. Ya mungkin semacam
progress report-lah he he he..., lalu setelah setahun, saya pindah kost-an
ke tempat yang mendekati kampus, dan cukup lama tak mendengar kabarnya
lagi.
2 tahun kemudian saya berjumpa kembali di salah satu pusat perbelanjaan di
kota Bandung dengan X dan istrinya. Dan ternyata cita - cita dia berhasil
serta hidup bahagia. Esok harinya dia janjian denganku untuk ketemu dan
berbagi cerita.

Bukan di sudut cafe kami bicara, tapi di suatu pojok di tukang pecel lele
yang menjadi langganan di jalan Dipati Ukur.
X : De..,jangan mengira saya bisa menikahinya dengan gampang. Semua
mengikuti alur perjalanan yang sangat berliku, penuh kerikil tajam, dan
curam mencekam.

Setiap dia datang ke kampus yang selalu diantar sama supir pribadinya,
maka saat ia bukakan pintu, saya selalu memayunginya. Baik hari lagi panas
ataupun hujan. Dia sebenarnya sering menolak dan merasa risih dengan sikap
saya ini. Dia merasa sangat malu, apalagi beberapa temen kampus yang
kebetulan melihatnya, sering tertawa terbahak - bahak dan
menyorakinya....Sebagian ada yang mencibirku sebagai laki - laki yang tak
memiliki cermin. Cermin untuk melihat siapa dirinya ?

Cibiran ini yang sering memacuku menjadi pendorong agar saya tidak pernah
putus asa. Bahkan cewek ini pernah mencibirku juga, sebagai laki - laki
yang tak tahu malu, dan lebih ekstrim menggapku sebagai lelaki gila.
Sebenarnya aku ingin berkata," sesungguhnya aku juga malu, tapi aku hanya
ingin kau tahu, bahwa aku sangat menyayangi dan mencintaimu. Tak
kuperkenankan ada seberkas pun cahaya mentari yang menyengat kulitmu, dan
ku tak tega ada setetes ujan yang membasahi badanmu. Aku kepanasan dan
kehujanan tak mengapa, asal aku dapat pastikan bahwa kau tak kepanasan dan
tak kehujanan.

De : "Wah...,cerita yang sangat romantis sekali Mas. Terus..."
X : "Suatu hari saya tanya - tanya alamat dia, karena saya ingin
berkunjung ke rumahnya. Dan akhirnya dari data kampus kuperoleh alamat dia
di jalan Cipaganti. Wah...,sempet kecut juga, karena siapa yang gak tau
daerah Cipaganti. Itu kan daerahnya warga kelas I di Bandung. Dan setelah
naik turun angkot, akhirnya kutemukan rumahnya. Saat bel rumah kupijit,
yang keluar adalah pembantunya.
Pembantu : Maaf Mas, Mas ini siapa dan mau ke siapa serta ada keperluan apa ?
X : Saya temen kuliahnya "Y", dan saya ingin ketemu dengannya, ...ya
sekedar ngobrol - ngobrol aja".
Pembantu : "Sebentar ya Mas, saya sampaikan dulu sama Non Y...".
Y : "Mau ngapain kamu kesini ? Tak puas ya kamu permalukan saya di kampus
atas sikap tolol mu itu. Sebenarnya mau kamu apa seh ? Asal kamu tahu
bahwa saya sudah memiliki tunangan yang sangat kaya, tampan dan pintar.
Tidak miskin dan bodoh kaya kamu. Jadi sesekali bercermin donk...."

X tentunduk diam...,pedih hati-nya menerima berondongan pertanyaan seperti
itu, karena dia juga manusia biasa. Sebenarnya hati-nya ingin menjerit tuk
meneriakan "Aku sangat menyintaimu...", nuraniku ingin mengunmandangkan,
"...sungguh aku sangat menyayangimu...". Biar seisi dunia tahu, bahwa
memang benar - benar sangat menyayangi dan mencintainya. Tapi apalah
daya-nya, dia tak memiliki keberanian untuk itu. Dan akhirnya diapun
dihardiknya untuk pulang. Sangat jelas saat itu bagaimana telunjuk Y
mengusir si X ini....

Sesampai di rumah X bercermin, apa memang dirinya sangat jelek sehingga
sangat tidak layak tuk menyayangi Y. Ditatap raut wajahnya dengan pesimis,
tapi dia beruntung karena gelora cintanya turus membakar jiwa memberi
kehangatan dan sekaligus semangat untuk terus berjuang...., bahwa tidak
ada kebahagian yang diperoleh dengan mudah dan murah. Mungkin ada temen
mahasiswanya yang beranggapan bahwa dia mendekati Y karena hartanya,
padahal dia benar - benar tulus tuk persembahkan segumpal hatinya dengan
sebongkah kesetiaan dan niat tuk menikahinya.

Sekian lama X merenung...dan waktu terus berjalan...
Cukup lama X tidak bertemu Y, sampai suatu waktu X menerima kabar bahwa Y
memang sudah lama gak kuliah karena menderita penyakit yang sulit
disembuhkan. Meskipun berbagai alternatif medis telah dilakukan ke
mancanegara, dan akhirnya semua para ahli kesehatan angkat tangan. Semua
keluarga telah pasrah. Pihak rumah sakit hanya mengatakan bahwa
probabilitas sembuh bisa meningkat jika ada seseorang yang rela
menyumbangkan salah satu organ tubuhnya untuk Y. Tentu saja anggota
keluarga yang lain bingung, karena bagi mereka kalau diminta sumbangan 50
- 100 juta gak masalah, tapi kalau harus menyumbangkan organ tubuh tunggu
dulu, mengingat resiko kematianpun akan menghantui bagi si penyumbangnya.

Di tengah kemelut duka yang menghiasi salah satu istana di sudut jalan
Cipaganti itu, tiba - tiba dering telpon berbunyi. Dering itu datang dari
suatu rumah sakit, yang mengatakan bahwa rumah sakit telah memperoleh
organ tubuh yang cocok dengan karakteristik fisiologi yang diperlukan. Dan
akhirnya Nona Y bisa berangsur - angsur pulih. Semua keluarganyapun
bahagia sekali karena bisa menatap kembali senyum bahagia dari puteri
tercintanya.

Selanjutnya pihak keluarga menghubungi rumah sakit tuk menanyakan siapa
orang yang telah mendonorkan organ pentingnya. Disamping ingin mengucapkan
terima kasih, tentu juga ingin membalas budi baik tersebut dengan uang
berapapun ia minta, termasuk kalau ia minta rumah dan mobil yang dijalan
Cipaganti itu. Pihak rumah sakit tidak memberi kabar, karena pihak
mendonor minta dirahasiakan identitasnya. Tidak setitikpun ia punya niat
mendonorkan karena ingin uang dan harta.

Sekitar 6 bulan setelah itu, anehnya bapaknya Y mengalami gejala yang
sama. Ia sakit menderita, dan akhirnya perlu donor organ seperti di atas.
Kembali ada seseorang yang mendonorkan dengan identitas disembunyikan.
Baginya hidup adalah ketulusan dan pengabdian, tanpa berharap pujian dan
sanjungan.
Dan akhirnya bapaknya Y itu sembuh juga. Waktu terus berjalan....

Suatu saat Y menengok temennya yang sakit di rumah sakit dengan gejala
penyakit yang hampir sama. Saat dokter sedang melakukan pemeriksaan, tiba
- tiba ada bunyi ledakan di bagian sudut rumah sakit...,dokter segera
bergegas dan meninggalkan berkas - berkas di meja pasien..., tanpa sengaja
berkas itu ada yang jatuh tertiup angin dan Y memungutnya. Di salah satu
berkas itu tertulis nama X yang pernah mendonorkan organ apa untuk siapa.
Berlinanglah air mata Y. Betapa orang yang selama ini sering ia hina,
bahkan pernah dihardik dan diusirnya adalah orang yang telah mengorbankan
hidupnya untuk kesehatan dan senyum bahagia keluarganya. Dan lebih
terperangah lagi ketika mengetahui bahwa bapaknyapun sempat disumbang
organ juga dari dirinya.

Puncak ke-ego-an dan kesombongan Y luruh, hancur...oleh budi baik dan
ketulusan X. Ia lari pulang ke rumah di tengah guyuran hujan, petir dan
halilintar saling bersahutan...,seolah memahami gejolak rasa salah atas
sikap Y terhadap X selama ini.

Ketika sampai di rumah Y lebih kaget lagi karena ibunya jatuh sakit dengan
gejala yang sama.

Lalu di sudut waktu yang lain, X ingin berjumpa yang terakhir kali dengan
Y. Hanya sekedar melihat wajahnya barang sesaat...,karena sebentar lagi
dia akan mendonorkan oragan yang lain buat temennya Y yang sedang
terbaring di rumah sakit. X ingin datang ke rumah Y bukan untuk
memberitahukan kebaikannya tetapi sekedar meminta maaf jika sikapnya
selama ini pernah membuatnya marah dan malu. Itu adalah rasa bersalah
terbesar bagi X, bahwa ia pernah membuat orang yang sangat disayanginya
meneteskan air mata malu.

Ketika sampai di gerbang rumah Y, di atas guyuran hujan yang sangat lebat,
curah hujan terbesar yang menimba bandung saat itu, langkah X terhenti
karena ragu - ragu tuk memijat bel. Lalu tiba - tiba ada mobil Mewah yang
akan masuk ke rumah itu juga. Ternyata mobil itu adalah mobil yang
ditumpangi oleh ayah Y. Ketika ayah Y melihat tampan X yang termanggu di
gerbang, kembali amarahnya memuncak dan mengusir X. Sempat X dipanggil ke
teras rumah hanya untuk dihardik...,dicaci maki, diludahi...bahkan
ditampar....,lelehan darah tampak keluar disudut bibir X.

Y melihat kejadian itu di jendela kamarnya. Y berlari dan berteriak...
Y merengkuh kaki X, dan berkata di tengah isak tangis :
Y : "Ayah...,hentikan ayah. Cukup sudah...,kenapa ayah berlaku kejam
seperti ini. Dia yang telah persembahkan senyum kembali keluarga ini.
Apa ayah tahu...,dialah yang telah menyumbangkan harta tak ternilai
untukku juga untuk ayah. dalam tubuhku dan tubuh ayah ada organ tubuhnya,
sementara kita membalasnya dengan hardikan, cacian, dan hinaan..., Dia
adalah bagian hidupku kini. Dan aku tak mau dipisahkan dengannya. Kini aku
baru mengerti, apa itu cinta dan KAPAN CINTA PANTAS DIKATAKAN....

Ayah : " Nak..,apa benar yang kau katakan...? X apa benar kau yang telah
mengajarkan ketulusan pada keluarga kami? Sungguh batapa mulianya dirimu.
kau telah memberi yang sangat berharga tanpa harap tuk diketahui. Dan
ketahuilah nak, ketika ayah tahu kau sembuh karena ada yang memberikan
budi kebaikan, bahwa ayah bertekad untuk mengangkatnya jadi mantu....Apa
kau setuju..???"

Tiba - tiba hujan yang mengguyur terhenti, kabut gelap tersibak angin
menjadi cerah. Ternyata alam sangat memahami bahasa hati. Mereka semua
berangkulan...,derai air mata bahagia menjadi pemandangan terindah dalam
hidup mereka. dan akhirnya merekapun nikan dan berbahagia sekali.

Itulah akhir cinta bahagia yang diraih oleh kakak kelasku waktu di
kost-an. Ternyata untuk meraih cinta dan bahagia itu memang tidak mudah.
Harus ada unsur kegigihan, kesungguhan, pengorbanan, perhatian dan
ketulusan.
Semoga cerita ini memberi sisi manfaat bagi kehidupan, jika kita
melihatnya dari sisi yang positif untuk membangun jati diri yang tangguh
dan memiliki cita - cita serta dedikasi dan pengabdian.

17 November 2008

Foreplay di Zona Pacaran

Teks oleh Saniah LS & Judika BM (Konsultasi by dr. Iwan Setiawan)

(Artikel ini sudah diterbitkan Aplaus the lifestyle Medan, edisi 85)

Foreplay memang perlu dijadikan ‘kamus’. Buat hubungan anda dan doi makin mesra dan intim. Buat hidup menjadi lebih ‘berwarna’ dan ‘berasa’.

EITS, tunggu dulu. Foreplay ini khusus untuk mereka yang pacaran. Jadi tidak terlalu vulgar atau blak-blakan. Hmm, ibarat lauk, sayur tanpa garam, terasa hambar. ‘Garam cinta’ pun harus sesuai porsi, sehingga tidak keasinan atau malah tawar. Pandai-pandai lah anda dan doi meramunya…

Pengakuan Publik
“Kalau mau dibilang batas juga susah. Sekarang banyak orang yang sudah membuat batas-batas tersebut menjadi semu. Seperti kontroversi soft kiss. Sebenarnya sejauh tidak merugikan itu sah kok.” Agung (24)
“Saat ketemu pacar, yang namanya peluk, cium pipi, masih wajar kan?
Selama bukan nafsu dan masih sebagai simbol komunikasi, foreplay ringan kan penting.” Sapto (22)
“Yang membedakan status antara pacar dan teman terletak pada perlakuan bahasa tubuh. Kalau bukan pacar, saya nggak mungkin mau dipeluk dong!” Herlin (26)
“Pacar memang harus dihargai, namun kalau tidak ada komunikasi sayang, si dia bisa jadi menjauh loh...”
Denil (24)
“Pernah merasa jealous jika melihat pasangan yang lain terlihat kompak dan mesra? Itu juga salah satu alasan foreplay ringan itu penting.” Mellyna (27)

Ronal Mengandalkan Foreplay
Setelah lima bulan menjalani kehidupan rumah tangga, pria kribo yang baru menerbitkan album barunya ini mengaku begitu adem dengan permaisurinya, Seruni. Bagi Ronal yang terpenting dalam menjalankan rumah tangganya adalah foreplay yang bisa memanjakan pasangan. Bukan harus dengan tindakan yang vulgar.
“Namanya juga suami istri, semuanya kan sudah boleh. Namun nggak harus mengarah ke sana kan?” bilangnya sembari menjelaskan bahwa dengan tindakan-tindakan kecil yang memberi kenyamanan pada kedua belah pihak juga akan mempererat hubungan. “Kalau langsung ke ’menu utama’ rasanya seperti tergesa-gesa,” cerita pria yang berhasrat memiliki 2 anak ini.

7 Foreplay Ringan
Foreplay sebenarnya bisa anda mainkan dengan santai, tanpa harus berdampak risih pada pasangan anda. Simak tips berikut ini:

1. Berbisik manja; daun telinga memang sensitif. Lakukan bisikan manja tanpa diduga. Misal, saat sikon romantis atau saat si doi ingin dimanja. Tunjukkan telunjuk anda ke arah depan, fokuskan perhatiannya ke arah pointer anda tersebut. Setelah itu bisikkanlah, “Love you babe, aku sayang banget sama kamu!” atau “Honey, cantik banget kamu hari ini.” Secara refleks dia akan berbalik membalas, menggelitik, mencubit atau merangkul pinggangmu dengan gemas.

2. Genggaman tangan; menurut Joel Block, psikolog dan penulis The Art of The Quickie bisa menunjukkan bahwa anda sepaham dan mengerti keadaan si dia. Pun, lewat genggaman tangan, anda bisa menunjukkan rasa sayang yang terselubung. Apalagi genggaman tersebut diselipkan remasan dan disertai tatapan manja. Kemudian siap-siaplah mencerna bahasa tubuh ini.

3. Membelai atau mencium lembut pipi; lakukan ini saat ia mulai malu-malu menatap mu atau ketika ia sedang tertawa. Membelai ataupun mencium pipinya, bisa anda lakukan ketika saling berhadapan. Ia akan merasa anda melakukannya karena sayang bukan nafsu ataupun kegemasan. Wajahnya pun akan merona seketika, saat itu terjadi, coba tersenyum manis buat dia.

4. Mengelus rambut maupun kepala; masih menurut psikolog Joel Block, sentuhan sayang yang satu ini akan menenangkan si dia. Pasalnya, sama seperti anak kecil yang akan merasa nyaman ketika dibelai rambutnya oleh orangtuanya. Perasaan demikian pula yang mencuat tatkala pasangan anda mencoba membelai rambut maupun mengelus kepala anda.

5. Ciuman kening; selalu diartikan dengan aksi cinta yang teromantis. Ciuman ini seolah ingin menegaskan bahwa anda sangat mencintainya dan tak ingin kehilangan dirinya. Dalam buku The Great Lover Playbook buah karya Lou Paget, ciuman di dahi menandakan bahwa anda tidak ingin kehilangan si dia.

6. Rebahan kepala di dada; Ian Kerner, penulis He Comes Next memaparkan bahwa dada bidang pria memang diciptakan untuk menampung kesedihan pasangannya. Juga untuk memberikan kenyamanan. Menjadi tanda bahwa mereka siap melindungi anda kapan pun. Namun pria juga bisa bersandar manja di dada wanitanya, jika ia dalam keadaan sedih dan berduka. Jadi tak perlu malu, karena sandaran tersebut juga bisa meneduhkan anda.
7. Merangkul bahu dan pinggang; tunjukkan kemesraan di antara kalian berdua, seperti Demian Aditya dan Yulia Rachman yang terlihat kompak dan mesra. Saat berjalan berdua, mereka selalu merangkul pinggang dengan mesra. Itu pula yang mereka tunjukkan di foto pra-wedding mereka pada salah satu media di ibukota. Alasannya sederhana, kalau bukan pacar tak mungkin diperlakukan seperti itu, sebut Demian.

10 Don’ts (buat tanda larangan ye...)

  1. Meminta pasangan menuruti segala permintaan anda.
  2. Berniat bunuh diri jika pasangan tidak menepati janji kencan dengan anda.
  3. Mengikuti permintaan pacar tanpa pikir panjang.
  4. Bolos selama seminggu; padahal baru hari pertama bekerja di kantor baru. Alasannya, anda shock akibat pacar tidak memenuhi permintaan anda.
  5. Anda lebih banyak menuntut daripada memberi.
  6. Mengatakan bahwa anda menginginkan kehadirannya setiap saat.
  7. Berniat sering keluar malam dengannya.
  8. Berkata pada ortu kekasih, agar selalu mengizinkan anda dan si dia keluar bersama setiap saat.
  9. Sering mengucapkan kata-kata, “Kalau nanti kita menikah…” padahal si dia belum ada niat melamar.
  10. Bosan dengan kisah cinta selama ini dan berniat merancang sesuatu yang baru dengannya.

How Important Soft Foreplay for You? (20 responden)

  • Seberapa penting foreplay bagi anda?
  1. Sangat penting 60%
    • Pria 58%

§ 23-27 tahun: 71%

§ 18-22 tahun: 29%

    • Wanita 42%

§ 23-27 tahun: 37%

§ 18-22 tahun: 63%

o Bekerja 75%

o Belum bekerja 25%.

  1. Biasa-biasa saja 40%

o Pria 63%

§ 18-22 tahun: 20%

§ 23-27 tahun: 80%

o Wanita 37%

§ 18-22 tahun: 33%

§ 23-27 tahun: 67%


  • Foreplay yang paling digemari:

ü Merangkul bahu dan pinggang 55%

ü Pegangan tangan 20%

ü Peluk cium ringan saat bertemu 15%

ü Membelai rambut 10%.

  • Foreplay dilakukan saat:

ü Setiap kali nge-date 65%

ü Pada momen romantis yang telah direncanakan 25%

ü Kalau kedua belak pihak sama-sama mengiyakan 10%.


  • Moment foreplay paling romantis:

ü Saat hari spesial (ulang tahun, Valentine, dsb) 45%

ü Kapan pun, asal kompak 35%

ü Berduaan di malam hari 20%.