19 June 2010

Itu Aku...

Itu aku,
Seorang perempuan yang selalu bawel untuk sebuah harapan
Seorang yang menginginkan kesempurnaan cinta
Seorang yang berpikir hidup untuk hari ini dan esok
Mengisi dan melakukan terus untuk yang lebih baik

Itu aku,
Jiwa itu pernah kosong
Keok pada fakta morgana dan surga dunia yang tak hakiki
Kecewa, patah hati dan hampir bunuh diri
Dosa konyol yang hampir terlakukan karena dia, cintaku

Itu aku,
Tak pernah yakin ketika memiliki
Tapi yakin akan tersakiti
Hmmm itu memang aku
Jiwa kosong itu makin melompong
Tak ada yang bertatah atau mengisinya

Itu aku,
Perempuan yang hilang harapan tapi masih menginginkan harapan
Perempuan yang coba berpura-pura kuat tapi rapuh
Perempuan yang coba tegak ketika tak mampu berdiri dengan satu kaki
Perempuan yang tegar saat sakit itu mengrogoti
Perempuan yang penuh misteri
Perempuan yang dibenci kemudian dicintai

Itu aku,
Coba ntuk lebih religi
Coba selalu dekat dengan Tuhanku
Coba menjadi botol kosong yang dibawa air
Coba ntuk menjadi diri sendiri
Coba ntuk pede
Coba ntuk segalanya yang baik...
Itu aku...


Untukmu...Ibuku

Merah, membara, ingin muntah lalu memakan korbannya
Rasanya ingin mengenyahkan tubuh renta itu
Seperti di hianati dan sakitnya tak terperi
Pengorbanan ku sia-sia padahal semuanya untuk mu
Agar hilang ketakutan mu, gundah mu
Kerut bingung di dahi mu
Lalu tak mengalir tetes dari mata mu
Saat semua orang tak perduli derita mu, bahkan anak mu sendiri
Kurang pengorbanan ku...?

Tak ku sapa diri mu saat berselisih
Hanya lirikan ekor mata sinis melihat sosok mu
Dan kau sepertinya merasakan kebencian ku
Terlihat begitu takut tuk melawan tatap garang ku
Memilih menyendiri di sudut rumah yang ku tumpangi
Bahkan berbicara dengan anak-anak ku pun hanya berbisik
Dan menahan kantuk mu saat aku belum tertidur
Runtuh seluruh bara di jiwa ku
Tersadar aku bahwa dia yang melahirkan ku pada 31 Mei, 32 tahun lalu
Terlintas begitu cepat apa yang telah dia lakukan untuk ku
Pengorbanan ku tak berarti apa-apa di banding pengorbanannya
Akh, jika tangan tua yang kini keriput itu dapat bercerita
Betapa mulai kasihnya, bahkan hingga kini
Lalu kaki yang kini seperti tak mampu lagi menopang tubuhnya
Ku takkan sesempurna ini tanpa cintanya
Dan keriput dengan mata yang hampir tak bisa melihat lagi
Adalah utusan Tuhan bagi anak-anaknya yang hingga kini belum membuatnya bahagia

Dia adalah perempuan yang mengorbankan seluruh hidupnya demi benih cintanya
Tak perduli rintang dan aral serta malu yang menerpa
Perjuangannya hanya dapat dibalas oleh sang empunya jiwa
Di kaki mu surga berada
Mama, aku minta maaf
Tuhan ampunkan aku yang begitu kejam pada ibuku
Bukakan hatinya ntuk menerima maafku
Maafkan khilaf dan sombongku, mama
Belum terlambat ku dapat pelajaran berarti ini
Semoga anak-anakku tak melakukan ini padaku kelak

Tuhan, panjangkan umurnya
Walau takkan semurni ikhlasnya tapi aku ingin berbagi dan berbakti
Beri waktu ku ntuk dapat melihatnya tersenyum bahagia
Takkan ku ulang kesalahan ini
Dan aku tak akan pernah siap jika ia pergi jauh
Mama sirami aku dengan doa-doa mu selalu
Teruslah di samping ku sampai kita sama-sama tua nanti
Mama, aku mencintai mu walau takkan pernah sebesar cinta mu kepadaku
Kita akan tetap bersama dan kau akan bahagia bersamaku
Mama... Sembah sujudku di haribaan Tuhan untuk mu


Mama Koe'
Dinda Bethari, Medan 22510