11 November 2009

Bundaku...


Oleh Saniah LS

Bunda,
Jiwa Nanda resah dan galau pagi itu
Entah kenapa dan mengapa...
Separuh jiwa dan pikiran itu..., ia tak mampu aku usir untuk pergi
Hingga jari-jari ini pun menekan tuts handphone 'ntuk menyapa bunda pagi itu

Bunda,
Ternyata di sana bunda lagi memikirkan aku
Memikirkan masa depan dan tuaku nanti
Seorang kuli tinta yang menurut bunda penghasilannya pas-pasan.
Tak ada gaji pensiunan seperti PNS dimasa tuanya, walau kerjaku juga pengabdian.
Tapi aku punya pahala bunda, yang bisa aku bawa diakhirat nanti.

Bunda jangan menangis ya, ini adalah pilihan hidupku
Dan jangan karena ini, tak akan Aku biarkan air itu ruah lagi dipipi bunda
Meski wajah itu kian keriput, tak akan dan tak akan,
Karena budan sangat berarti dalam hidupku.

Bunda,
Setelah ayah pergi, kini cuma bunda yang aku miliki
Sumpah! Aku sangat bahagia bunda
Karena kasih sayang bunda seperti lentera
Pelukan bunda, sumber energi dalam jiwa ini
Belaian bunda, suplemen penghilang gundah dan gelisah saat aku rapuh meniti hidup ini
Bunda adalah permata yang terindah yang aku miliki
Tak akan kubiarkan cahaya redup walau nanti mata ini akan terpejam,
Walau rongga ini tak bernafas lagi,
Walau tubuh ini berbalut kafan nanti.
Aku akan balut permata itu dalam jiwa ini dengan kasih sayang yang kumiliki, seutuhnya.

Bunda,
Berdoalah untuk hidupku
Agar Tuhan selalu bersamaku
Menjagaku seperti bunda menjagaku
Menyayangi aku seperti bunda menyayangi aku
Membimbing aku dan menghidupkan lentera hatiku
Hingga malaikat maut menjemputku,Amin!

Bunda,
Jangan menangis lagi ya,
Percayalah aku sudah cukup bahagia dengan apa yang aku miliki kini
Aku pun bersyukur kepada Tuhan, karena aku memiliki ibu seperti bunda
Dan tersenyum lah kini bunda, karena senyum bunda 'pil kuat'
'Ntuk aku melalui hari-hariku kini..
Love you bunda..love you so much!