08 September 2008

Filosofi Panjat Pinang

Huahaahah...tawa itu meledak seketika. Tapi terselip renungan di sana. benar juga yang dikatakan abangdaku itu soal filosofi panjat pinang. Lihat lah panjat pinang saat 17-san bagai sebuah budaya jadul yang terus masih diminati sepanjang abad.

"Sebenarnya kalau mau melihat bangsa Indonesia bisa dilihat pada panjat pinang tersebut. Lihat aksi pijak memijaknya itu. Itulah bangsa kita, kalau mau sampai ke atas ya pijak yang dibawah," kata abangda Jodan. Aku pun menjawab dengan polos, "Ya kalau nga kaya gitu gimana mau nyampek ke atas bang."

Setelah menjawab, aku terdiam sejenak dan narik nafas. "Iya juga ya," kataku dalam hati. Ah nga semuanya filosofi itu benar kok. Ada yang positif dan ada yang negatif. Lihatlah bagaimana orang panjat pinang. Tidak gampang untuk sampai ke atas. Kan batang pinang itu dilumurin gemok, licin lagi. Makanya harus dibuat kesepakatan, biar bisa sampai di atas dan bawa pulang hadiah, maka harus ada yang rela dipijak. Kesepakatanya pun berupa bagi hasil. Ya kalau tidak mana bisa panjat pinang sendiri. Kecuali naik tangga dan buat panjat pinang untuk sendiri, huahahahah...(gila kalee).

Untuk bisa nyampek ke 'atas' dengan hadiah-hadiah menarik yang ingin diambil diperlukan kerja sama. Bahu-membahu dalam hal pijak memijak. Tidak mudah, jatuh dan jatuh lagi. Berdialog dalam diskusi singkat, mencoba lagi dan hasilnya teriakan garing pun memekak ...berhasil! Apa yang bisa dipelajari di situ? semangat kerja samanya itu. Sebenarnya, bukan saja soal panjat pinang. Untuk bisa sukses. Anda memerlukan orang lain. Tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Lihat bagaimana pimpinan itu bisa memajukan sebuah perusahaan itu juga karena anak buahnya. Begitu juga pengusaha, tanpa pengusaha kecil dia juga tidak akan jadi besar. Dan masih banyak contoh lainnya lagi, cerna dan cari sendiri...

Pada panjat pinang kita bisa belajar bagaimana kerja tim work yang sukses. Coba perhatikan cara kerja dan semangat mereka. Ada banyak pelajaran berharga yang bisa dikutip di sana. Untuk biasa sampai kepuncak, maka dalam tim diperlukan kekompakan dalam satu tujuan dan keinginan. Satu visi dan misi, rela berkorban dan saling percaya. Tanpa itu , mustahil.

Negatifnya: (sebentar saya tertawa dulu, huahahahha), lihat bagaimana aksi pijak memijak saat panjat pinang. Herannya, nga ada yang marah diperlakukan demikian. Karena apa? ada iming-iming dibalik itu semua. Ini emang sering dilakukan dalam aksi 'politik licik' yang emang menyakitkan. Aksi angkat telor, sikut meyikut, dan pijak memijak bagai sebuah kegiatan yang dah biasa dilakukan. Mau jadi pejabat, jatuhkan lawan politik dengan berbagai jebakan. Hasut menghasut, sikut meyikut. Dah...ah, cerna aja sendiri ya...

Tapi sebelum itu, sekedar mengingatkan, kalau manusia memilik moral dan hati nurani yang sama ukurannya. Juga kualitasnya. Memiliki cara stir yang sama. Menyetir moral dan hati nuraninya ke arah yang baik atau buruk... semua terpulang manusianya itu sendiri...asah moral dan hati nurani semakin kinclong atau biarkan dia semakin berkarat...ya salah manusia itu sendiri lah,...makanya isi hidup ini dengan iman dan ketaqwaan pada keyakinan masing-masing...