(artikelku ini sudah pernah di muat di tabloid Aplaus the Lifestyle Medan)Reza Fahlevy, Suzuki Lindung Jaya IRC Medan dan Rendy Fernando, Yamaha, Mataram Sakti IRC Alfin Group, Jambi berhasil melaju terdepan setelah meninggalkan 164 starter dari berbagai daerah di Sumatera untuk kelas MP1 (110 cc 4 Tak Tune Up Seeded) dan MP3 (110 cc Tune up Pemula).
SAFETY Race to Asia 2008 telah digelar U Mild dua pekan lalu di Lapangan Gor Agus Salim Padang sudah usai namun perjuangan koboi jalanan ini belum selesai. “Saya berharap dua jatah tiket untuk pembalap luar Jawa bisa dimanfaatkan maksimal oleh pembalap Sumatera dalam membuka peluang meneruskan prestasi hingga kejuaraan internasional,” ujar Brand Manager U Mild, Yasin Tofani Sadikin saat di Padang. Harapan ini disambut baik kedua pembalap yang telah mengantongi poin sempurna 50 di seri keempat.
Petualangan di arena balap bagi pembalap Sumatera di kelas berbeda ini belum usai karena bakal bertarung lagi dengan starters luar Jawa lainnya di Surabaya. Untuk merebut tiket kejuaraan FIM Asian GP 2009. “Saya puas menjadi juara di event U Mild U Bikers Safety Race to Asia 2008 karena peluang untuk melanjutkan karier ke kejuaraan internasional semakin terbuka. Kini saya harus bersiap untuk menyambut putaran final nanti di Surabaya dengan pembalap-pembalap lainnya dari luar Jawa,” ucap Reza Fahlevy, pembalap berdarah Aceh yang masih berusia 20 tahun ini.
Atraksi Kebut-Kebutan
Deru raungan sepeda moto jenis bebek 110 cc 4 tak menderu kencang, setelah bendera aba-aba start dimulai. Sirkuit satu kilometer berdinding ‘karung empuk’ putih berjejer rapi. Para starters me-gas sekencang-kencangnya laju motor mereka. Reza selalu memimpin terdepan setiap putaran. Hampir saja ia ditekong Hengky Krisna, pembalap tuan rumah dan Darmawansyah asal Jambi. keduanya tepat berada rapat di belakang punggung motor bernomor 75 ini.
Namun aksi kejar mengejar ini terhenti setelan lima kali putaran, Hengky dan Darmawansyah tertinggal jauh. Menurut penuturan Reza ini lantaran stamina Hengky dan Darmawansyah mulai menurun. Ternyata Reza sambil melaju ia sempat curi-curi pandang melihat apakah lawan tangguhnya masih merapat atau sudah merenggang. Setelah merasa sudah tidak terkejar lagi ia pun—mencapai lap ke-6—sedikit-sedikit mengurangi kecepatannya. Ini taktiknya jitunya mengumpulkan stamina dan menjaga kondisi motornya agar tidak drop.
Kejuaraan yang diikuti pembalap NAD, Jambi dan Medan ini menjadi salah satu ajang ujicoba bagi para pembalap Sumatera Barat menuju PON XVII di Kalimantan nanti. Seperti Aris K Alfitris dari kelas seeded dan Ari Atmanegara dari pemula. Sayang, kedua pembalap ini belum beruntung karena mengalami masalah teknis. Selain itu juga bagi bikers Suzuki, ini merupakan arena pemanasan bagi kejuaraan Suzuki One Make Race yang berlangsung di Palembang akhir Mei ini.
Hasil Kejuaraan
MP1
1. (75) Reza Fahlevy: Suzuki Lindung Jaya IRC: Suzuki50
2. (88) Hengky Krisna: BRS Padang: Suzuki 40
3. (20) Darmawansyah: Mataram Sakti IRC Alfin Group:Yamaha 26
MP3
1. (78) Rendy Fernando: Mataram Sakti IRC Alfin Group: Yamaha 50
2. (41) Jeky Patresia: Tri Star Kencana: Yamaha 40
3. (42) Beni Anggara: Suzuki Yahnul HRP: Suzuki 29
Safety Sirkuit Oke, Tikungan No
Meski tidak terbilang banyak, ada juga pe-road race pemula yang jatuh di sirkuit balap pas tidak lihai menikung tikungan kapsul yang terlalu sempit. “Mendingan tikungan kapsulnya nggak usah ada aja. Karena sirkuit pengamannya terlalu dekat sehingga saat melaju dengan kecepatan tinggi kalau silap sedikit saja, starters jatuh dan membal ke trotoar. Dan ini sangat membahayakan pembalap. Nasib baik ada pembatas karung yang tinggi,” ungkap Ko Awi, Manager Lindung Jaya Medan.
Inilah yang diungkapkan ketiga pembalap, Reza Fahlevy, Hengky Krisna dan Rendy Fernando kepada pers. Meski demikian ketiganya mengakui kalau sirkuit yang tersedia sudah sangat lah bagus. “Masalahnya ya itu tadi tikungan kapsulnya terlalu sempit, kalau kita mau sebeng di tekongan harus menekong dengan sedikit berhati-hati kalau tidak mau jatuh,” ujar Rendy Fernando setelah menyudahi perlawanan Jeky Patresia (Tristar Kencana) dengan poin 40 dan Beni Anggara (Suzuki Yahnul HRP) dengan poin 29. Kini pembalap bernomor 78 ini pun tengah mempersiapkan dirinya di sirkuit Surabaya nanti.
Kepada Aplaus, Reza membeberkan rahasia kunci suksesnya. Sebelum melakukan road race ternyata mahasiswa UMA (Universitas Medan Area), Fakultas Ekonomi ini berjalan kaki mengitari arena balap. “Sebelum terjun bertarung saya melihat bagaimana kondisi sirkuit. Jadi saat melaju saya sudah dapat gambaran bagaimana arena balap yang akan saya tempuh. Arena seperti semalam itu sangat cocok dengan karakter motor yang digunakan Rendy. Kalau untuk karakter sepeda motor saya tidak sesuai.” Makanya Reza pun mengatur strategi, lap 5 ke bawah ia melaju dengan kecepatan yang tinggi, sedangkan lap ke-6 hingga 10, Reza mengstabilkan laju kebutannya. Lap 11 dan seterusnya, ia pun tancap gas lagi.
Sulaiman Mekanik Reza menyambung, katanya agar motor tidak drop dan bisa selamat melintasi 14 lap, maka yang diperlukan jangan menaikkan kompresi terlalu tinggi, “Pakai tiga belas koma lima aja. Terus diperhatikan juga penggunaan oli harus yang nomor satu. Selain itu sebelum dan sesudah balap motor sebaiknya di-check ulang.”