25 April 2009

Your Office from A to Z-Problems and Solutions

Konsultan: Tetty Juliaty SE, MSi (LSP APSI – LDP Indonesia) (artikelku ini sudah pernah di muat di tabloid Aplaus the Lifestyle Medan edisi 96)

SEABREK persoalan kantor pernah anda lewati dan anda kebingungan mencari solusinya? Jawabannya ada di “Your Office from A to Z, Problems and Solutions” yang dikemas khusus untuk anda.
A to Z

A: Absensi

Kasus:
Banyak kejadian ‘nyentil’ soal absensi yang sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Terutama absensi manual yang sering menjadi ‘absensi titipan’. Sementara absensi elektronik malah suka bikin keki, sering rusak, dan jika mati lampu tidak bisa dipergunakan sehingga harus kembali ke absensi manual.

Solusi:
Di sini lah anda ditantang untuk menjadi seorang pekerja yang jujur dan bertanggungjawab. Silahkan titip ceklok kartu absensi anda sama teman, tapi pastikan anda memang hadir pada saat yang bersamaan. Nggak etis dong kalau anda datang jam 9 pagi tapi udah titip absen jam 8 pagi. Untuk mengantisipasi kesensitifan absensi elektronik maka perusahaan sebaiknya mempersiapkan form absensi yang harus ditandatangani karyawan dan diletakkan di bagian SDM.

B: Bos

Kasus:
Hal yang biasa, para bos tidak suka dikritik. Beberapa gaya kepemimpinan yang paling sering digunakan:

  • Bos otoriter; kepemimpinannya dibangun atas dasar kekuasaan. Pengikut seringkali dimotivasi dengan rasa takut, jarang mendelegasikan wewenang, sedikit memberikan penjelasan, dan karyawan tidak diharapkan bertanya.
  • Bos demokratis atau partisipatif; hubungannya dekat dengan karyawan, senang diajak diskusi tentang kegiatan yang sedang berjalan, fokus pada fakta-fakta objektif, melibatkan karyawan untuk mengambil keputusan.
  • Bos supportive (mendukung); berorientasi pada karyawan, mencari dukungan psikologis dari pengikutnya, ramah dan mudah didekati, membantu karyawan dalam masalah kerja dan pribadi, tidak menuntut karyawannya.
  • Bos yang berorientasi pada produksi; karyawan selalu berada di bawah tekanan untuk meningkatkan produktivitas, produksi lebih penting daripada aspek manusianya.

Solusi:
Strategi untuk melunakkan si bos:

  • Bos otoriter memang agak sulit didekati. Lakukan saja seluruh pekerjaan yang diberikannya dengan baik dan memuaskan. Bersikap wajar, sabar, patuh, dan tenang ketika menghadapinya.
  • Pandai-pandai lah mengambil hati bos demokratis dan ajak dia untuk mendiskusikan hal-hal yang positif untuk perkembangan perusahaan.
  • Bagi bos yang mendukung, bekerja dengan baik sudah cukup, karena anda nggak bakalan stres dibuatnya.
  • Menjadi karyawan bos yang berorientasi pada produksi memang rada tertekan, tetapi jika anda mengikuti tujuannya dan mempunyai kinerja yang baik, percaya lah, anda bakalan jadi orang kepercayaannya.

C: Cekatan

Kasus:
Kalau dulu orang cekatan amat disukai oleh teman-temannya, karena mereka bisa saling bekerjasama. Tapi sekarang? Kayaknya para karyawan lebih menyukai menyimpan kebolehannya, malah ada yang mengundurkan diri karena tidak tahan sama komplain atau ‘gosokan’ temannya. Alasannya, si karyawan dianggap mau ‘angkat telor’ alias cari muka.

Solusi:
Karyawan yang cekatan bisa menjadi orang yang bakal duluan dipromosikan. Caranya? Tetap menjaga hubungan baik dengan teman-teman kerja lainnya. Jika mereka komplain, tidak usah marah, balas saja dengan senyuman dan katakan bahwa anda sedang diberi target oleh si bos. Ajak dengan halus jika mereka bersedia membantu (sekadar trik lho) sehingga mereka merasa dibutuhkan.

D: Disiplin

Kasus:
Disiplin diterapkan tanpa pandang bulu dan berlaku untuk semua karyawan yang bekerja. Si bos juga harus mematuhinya. Masa sih karyawan saja yang mesti disiplin?

Solusi:
Apapun dan siapapun orangnya, disiplin tetap yang paling utama. Jika anda jadi bos sebaiknya memberi contoh yang baik kepada bawahan, sehingga karyawan pun mencap anda memang pantas menjadi pimpinan. Nah, kalau anda karyawan maka kalau bisa lebih disiplin lagi dari si bos. Supaya jenjang karir yang anda idam-idamkan cepat terwujud. Orang yang disiplin bikin diri jadi sehat, lantaran pola hidupnya teratur.

E: Evaluasi

Kasus:
Seringkali anda lupa mengevaluasi kerja anda. Sudah sampai tahap mana aktivitas kerja yang anda lakukan, semakin baik atau malah semakin buruk? Jadi evaluasi itu bukan kerjanya si bos atau HRD saja, tapi anda juga bisa mengevaluasi diri sendiri.

Solusi:
Ingin karier semakin baik? Coba deh selama bekerja lihat perkembangan diri anda. Evaluasi hasil pekerjaan yang telah anda lakukan. Do it now, jangan tunggu lagi. Sebab evaluasi akan membuat anda semakin mengetahui sampai tahap mana kemampuan diri anda dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan pimpinan. Anda bisa memperbaiki diri bila setiap kali ada kesalahan dan anda dengan cepat mengetahui kelemahan anda.

F: Fokus

Kasus:
Kalau tugas yang diberikan seabrek dan ada tumpang-tindih tanggungjawab, maka sudah jelas lah anda tidak akan pernah fokus mengerjakan tugas yang diberikan. Inilah dilema yang sering menyelimuti karyawan di perusahaan yang usianya masih seumur jagung.

Solusi:
Fokus bisa membuat pekerjaan kita lebih teliti, kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir dan tentu saja hasil pekerjaan akan lebih baik. Fokus juga menguji kesabaran anda, saat diskusi, kala anda mendengarkan keinginan orang lain. Tentu saja lawan bicara anda akan merasa sangat dihargai, karena anda telah menjadi pendengar yang baik, dan tidak memotong saat ia berbicara.

G: Grade

Kasus:
Memang mengesalkan. Anda sudah lama bekerja di perusahaan tersebut, sementara ada karyawan yang baru masuk belum sampai setahun sudah diangkat menjadi manajer. Solusi:

Biar grade anda naik, jadi sebaiknya yang mesti anda lakukan adalah tidak berhitung dalam mengerjakan tugas tambahan yang diberikan si bos. Anda mampu menyelesaikannya tepat waktu dan target anda tercapai bahkan sangat memuaskan. Jadi anda tidak perlu lagi kuatir tentang grade, karena si bos tentu sudah mempersiapkannya untuk anda.

H: Hukum

Kasus:
Tanpa membaca dulu berkas yang diberi perusahaan sebab berkas—mengenai perjanjian atau kontrak kerja— tersebut sangat tebal, anda pun menandatangani surat tersebut. Anda tidak bisa protes jika suatu saat menerima sangsi dari perusahaan karena telah melanggar kesepakatan.

Solusi:
Sebelum hal di atas terjadi, sebaiknya anda membacanya dulu sebelum menandatanganinya. Sebagai pekerja yang baik anda juga harus belajar banyak tentang undang-undang yang berlaku untuk pekerja. Sehingga jika suatu saat perusahaan semena-mena kepada anda, anda pun sudah tau harus melakukan tindakan hukum yang bagaimana untuk menjaga diri.

I: Izin

Kasus:
Izin sering disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak semestinya dan tidak ada sanksinya.

Solusi:
Sebaiknya sebelum mengambil izin cuti, anda sudah mengetahui waktu yang tepat untuk itu. Yang jelas, cuti tersebut tidak mengganggu pekerjaan anda atau teman anda lainnya. Carilah teman yang bisa menggantikan tugas anda. Jadi jika ada tugas-tugas mendadak yang mesti diselesaikan, ada yang membantu menyelesaikannya.

J:Jujur

Kasus:
Serba salah memang kalau terlalu jujur, silap-silap anda yang terbujur.

Solusi:
Sikap jujur memang perlu karena orang jujur bisa menjadi kepercayaan semua orang, apalagi bagi si bos. Anda akan cepat menjadi salah satu orang yang bakal dipromosikannya jika ada jabatan yang kosong di perusahaan anda.

K: Keahlian

Kasus:
Banyak juga perusahaan yang menerima karyawannya tidak lagi memandang keahlian yang disandangnya, sesuai jabatan yang bakal diduduki. Bagi perusahaan tersebut keahlian bukanlah hal yang utama, yang terpenting bisa bekerja.

Solusi:
Gimana bisa kerja kalau tidak mempunyai keahlian? Orang-orang yang memiliki keahlian akan dijaga perusahaan dengan baik. Nah, biarpun anda awalnya masuk di suatu jabatan tanpa keahlian, anda juga bisa menjadi seorang yang ahli jika anda mau belajar dan banyak menerima masukan dari yang ahli. Jika tidak? Anda akan tersingkir dengan sendirinya, karena seperti itulah ’hukum alam’ di ’rimba kerja’.

L: Luwes

Kasus:
Luwes itu penting namun jangan sampai ’terlalu luwes’. Karena orang yang ’terlalu luwes ’ seperti orang yang tidak punya pendirian.

Solusi:
Dalam dunia kerja sikap luwes itu sangat diperlukan. Luwes dalam artian bisa masuk dan bergaul dengan siapapun. Juga bisa bekerjasama dalam satu tim. Orang yang memiliki sikap luwes biasanya cepat tanggap dan sangat bijak. Ia juga bisa beradaptasi dengan baik dalam kondisi apapun.

M: Mandiri

Kasus:
Kadang anda merasa bisa melakukan semua pekerjaan sendiri, tidak percaya kepada orang lain. Umumnya orang seperti ini rada sombong, tidak toleran, dan egois. Karena kemandirian yang ia miliki merupakan perasaan lebih jago dari orang lain.

Solusi:
Mandiri yang sebenarnya adalah orang yang bertanggungjawab dan tidak mau menyusahkan orang lain dalam menjalankan tugasnya. Berusaha dengan segala cara untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, dan dia akan merasa puas jika dapat mengerjakan pekerjaannya sendiri.


N: Networking

Kasus:
Banyak orang ataupun perusahaan yang berjalan sukses tanpa memiliki networking (jaringan) yang banyak dan luas, tapi...

Solusi:
Orang atau perusahaan akan lebih sukses lagi dengan memiliki networking yang banyak dan luas. Banyaknya jaringan akan membuka mata, membuat banyak ide dan kerjasama dengan klien, sehingga menciptakan kesuksesan yang lebih besar lagi.

O: Obsesi

Kasus:
Banyak peraturan dan persyaratan yang mengganjal obsesi karyawan, sehingga karyawan susah untuk berkembang.

Solusi:
Karyawan yang memilik obsesi bisa memberikan motivasi positif bagi kemajuannya, sehingga dia memiliki semangat kerja yang lebih tinggi. Well, jika kamu menemukan kendala dikarenakan peraturan yang ada, tidak mungkin juga disesuaikan. Bagusnya anda cari perusahaan lain yang kira-kira bisa merealisasikan obsesi dan ilmu anda dengan baik. Nggak perlu kesal atau menggerutu, tenang saja, selalu ada jalan lain yang terbentang di depan sana, selagi anda mau berusaha.

P: Profesional

Kasus:
Biasanya orang-orang profesional saat di-interview selalu minta bayaran yang lebih tinggi.

Solusi:
Karyawan yang profesional memang sangat dibutuhkan. Para profesional idealis tidak menomorsatukan harga tetapi tanggungjawab dan kepuasan konsumennya dan atau kepuasan perusahaan yang merekrutnya. Beberapa pimpinan mengatakan bahwa lebih baik memiliki 1 orang karyawan yang profesional daripada 10 orang tetapi tidak seorangpun profesional. Intinya, seorang karyawan yang profesional bisa bekerja secara benar dan baik tanpa menyusahkan pimpinannya.

Q: Qualified

Kasus:
Ada perusahaan yang mementingkan menemukan karyawan yang mau kerja, nggak penting kualifikasi (qualified).

Solusi:
Boleh saja jika perusahaan menginginkan hal itu, tetapi bagaimana jika suatu saat nanti karyawan-karyawannya tidak seperti yang diinginkannya? Jika ingin memutasikan atau mempromosikan, tidak ada seorangpun yang memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Karyawan yang benar-benar qualified sangat membantu perkembangan perusahaan, bukan sebaliknya.

R: Rajin

Kasus:
Nggak usah rajin-rajin banget atau terlalu loyal, ntar kecewa karena apa yang telah anda lakukan tidak sepadan dengan apa yang anda dapatkan. Apalagi kalau anda bekerja pada perusahaan yang tidak pernah memberi penghargaan kepada karyawan atau bos yang tidak peduli dengan kesejahteraan dan perkembangan karyawannya.

Solusi:
Pimpinan selalu punya cara untuk melihat bagaimana sikap dan kinerja seluruh karyawannya. Jadi, seperti kata orang bijak, saat bekerja jangan sampai 100% giatnya, karena nanti bakal kecewa. Tapi berikan di atas 50%, kira-kira 70% atau 80%, sehingga anda dilihat dan jangan berikan di bawah 50% karena nanti anda bakal disepelekan.

S: Sikap

Kasus:
Hampir kebanyakan karyawan-karyawan pemula saat ini tidak menghormati rekan kerja yang senior.

Solusi:
Tidak dapat dipungkiri, kenyataannya memang kebanyakan karyawan pemula tidak memiliki etika yang baik, padahal jika ingin meniti karier yang baik hormatilah dan hargailah siapapun rekan kerja anda. Promosi diri anda bukan sekadar dari kepintaran tetapi sikap anda yang paling menentukan.

T: Tegas

Kasus:
Memang para pemimpin yang tegas cenderung dianggap diktator atau otoriter. Jadi sikap tegas tanpa toleran bisa bikin anda malah tidak disukai. Walau tujuan anda ingin mengarahkan bawahan untuk lebih disiplin dan lebih baik demi kemajuan perusahaan.

Solusi:
Jangan tegas-tegas banget deh kalau anda jadi atasan, ntar karyawan anda pada kabur, karena semua menganggap anda diktator dan atau otoriter. Anda bisa tegas tetapi berilah toleransi sedikit kepada bawahan jika ia melakukan kesalahan, coba untuk memahami dan mencari solusinya agar tidak terulang lagi. Jadi seorang pimpinan yang baik bukan harus garang dalam ketegasannya, ketegasan yang harus bisa mengayomi.

U: Usia

Kasus:
Kini kebanyakan perusahaan merekrut orang-orang yang masih muda dan energik. Tapi usia muda kadang juga menjadi pertimbangan dan sulit untuk memiliki jabatan yang tinggi, karena dianggap belum cukup bijaksana dan berpengalaman.

Solusi:
Usia bukanlah ukuran, jika ada yang bilang usia muda gampang cari kerjaan tidak selamanya benar. Buktinya banyak juga yang muda-muda masih menganggur, bahkan perusahaan sekarang menyukai orang yang berpengalaman dan usia menjadi nomor dua. Btw, banyak juga para pemimpin yang usianya lebih muda dari bawahannya. Dan tidak sedikit yang memiliki karier yang bagus saat usianya masih terbilang belia.

V: Visi

Kasus:
Banyak perusahaan yang tanpa visi bisa berjalan. Jadi untuk apa visi dibuat?

Solusi:
Sebaiknya setiap perusahaan mempunyai visi yang jelas. Dengan demikian seluruh karyawan akan mengetahui kemana arah perusahannya menuju, sehingga mereka akan mengarah ke tujuan yang sama.

W: Wawancara

Kasus:
Wawancara terkadang cuma formalitas yang merepotkan dan belum tentu berguna.

Solusi:
Wawancara membuat pihak perusahaan mengetahui seluk beluk calon karyawan dan apa motivasinya. Kadang-kadang memang hasil wawancara berbeda dengan kenyataan, namun perusahaan tidak perlu kuatir, dengan berjalannya waktu kita akan mengetahui bagaimana tipikal karyawan. Kan ada masa percobaan 3 bulan, sehingga kalau tidak sesuai, perusahaan bisa memutuskan menerima atau menolak.

X: Xenoglosia

Kasus:
Sifat tidak mau memahami akan mempersulit terjalinnya sebuah hubungan yang baik antara atasan dan bawahan.

Solusi:
Sudah selayaknya pimpinan itu harus xenoglosia alias memiliki kemampuan memahami (dalam hal ini mengenali karakter dan sifat karyawannya) sehingga komunikasi yang terbina bisa melahirkan hubungan kerja yang baik.

Y: Yakin

Kasus:
Seringkali keyakinan bertolak belakang dari yang diharapkan. Karena keyakinan menjadi sesuatu yang takabur.

Solusi:
Anda harus yakin dengan semua hasil yang anda lakukan. Keyakinan menimbulkan makna positif bahwa usaha kita akan berhasil, yang penting usaha dan doa harus tetap dilakukan. Berbeda dengan takabur yang dibarengi dengan kesombongan. Yakin membuat anda lebih percaya diri dan jika suatu hari gagal, maka anda tidak menjadi orang yang patah semangat.

Z: Zaman

Kasus:
Katanya karyawan zaman sekarang beda dengan karyawan zaman dulu.

Solusi:
Masa zaman dikambinghitamkan? Perubahan zaman memang membuat banyak hal berubah, tetapi karyawan yang baik tidak pernah terpengaruh oleh zaman. Ia memiliki prinsip kerja yang baik dan mampu beradaptasi dengan segala kemajuan yang menghampirinya.