26 July 2007

Mutiara di Karo Simalem




(Artikel ini sudah dimuat di tabloid Aplaus Medan edisi 49/2007)

Danau Toba adalah anugerah terindah yang dimiliki Sumatera Utara. Kini keindahan Danau Toba pesonanya telah menyebar di Karo. Anda bisa menikmati dengan takjub anugerah ciptaan Tuhan ini dari dua pelosok, Siantar-Parapat atau Brastagi-Tongging-Parapat. Pilih yang mana?

Meski berkali-kali travelling ke Brastagi, anda pasti tidak pernah bosan. Malah ingin kembali dan menjelajahi tempat-tempat wisata lain yang ada di Karo, simalem nan menjuah-juah. Adrenaline anda akan terpacu untuk melakukan penjelajahan, mencoba menikmati keindahan Danau Toba dari arah mata angin yang berbeda. Dari Tanah Karo, sekali jalan banyak ‘paket’ wisata yang bisa dipetik untuk dibawa pulang.

Paket Wisata
Ketika turis mengunjungi Sumatera Utara, salah satu tempat pelancongan dalam list mereka adalah Danau Toba. Kenapa?
Ada banyak alasan. Pertama, karena Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dengan luas 1.265 Kilometer persegi. Kedua, panorama alamnya, yaitu Danau Toba dikelilingi bukit dengan dinding menjulang tinggi. Ketinggiannya lebih kurang mencapai 480 Meter di atas permukaan laut.
“Harus ada sesuatu yang lain yang perlu dikemas dan dinikmati secara komplit di Lake Toba. Packeting menarik yang memiliki nilai tambah,” saran Gus Irawan, direktur utama Bank Sumut yang sering mengunjungi Danau Toba. “Packeting di mana turis tidak berhenti di Brastagi saja, tapi bisa melanjutkan perjalanannya menuju tempat lain sehingga akhirnya sampai ke Tongging (atau tepian Danau Toba lainnya), dari Tongging turis bisa melihat dan menikmati keindahan Danau Toba,” tambah Gus yang sering berolahraga jetski ke Danau Toba.
Kalau paket wisata di Sumatera Utara dapat dikemas dengan baik, maka semua elemen masyarakat secara terpadu dapat menjual sisi keindahan alam yang dilalui para pelancong baik dari arah Medan-Brastagi-Tongging-Parapat. Devisa bertambah dan masyarakat sekitar pun kecipratan mensejahterakan kehidupan mereka.
Dari Medan anda dapat melewati Pancur Batu untuk menuju Brastagi. Di daerah ini banyak cerita sejarah menarik yang tidak diketahui oleh masyarakat karena tidak pernah dikemas dengan baik. Dulu daerah ini merupakan basis tentara Indonesia dalam melawan Kolonial Belanda yang berhasil menduduki Tanah Deli.
Ke arah Sembahe, anda akan menikmati udara bersih dan sejuk. Sepanjang jalan banyak kios-kios milik penduduk setempat yang menjajakan buah segar hasil perkebunan mereka. Mulai dari nenas, terong belanda, keladi, pisang, jagung, belimbing, jambu biji, durian dan buah-buahan musiman lainnya.
Memasuki Sibolangit, ‘Well come to the jungle’. Merentangkan terpal, camping, hiking, melakukan aktifitas alam bebas. Di Sibolangit terdapat daerah perkemahan yang sangat luat dan terawat dan terjaga dengan baik. Di sana ada sumber mata air yang sangking jernihnya, bisa anda minum tanpa perlu dimasak lagi.
Melanjutkan perjalanan ke Bandar Baru, anda bisa menikmati jagung bakar di Penatapan Panorama, seraya menatap hutan lepas dengan bebas. Ke Taman Hutan Raya (Tahura), pemandangan eksotis menanti anda untuk menjamahnya. Air mengalir melewati bebatuan, pinus-pinus yang menjulang tinggi, dan sinar matahari yang melewati celah-celah dedaunan. Kepuasaan tak terhingga, saat anda meneguk keindahan alam ciptaan Tuhan.
Anda bisa melakukan aktifitas wisata lain, dengan menaklukan gunung Sibayak, Barus, dan Sinabung. Kalau anda ke Lau Kawar, sebaiknya anda membawa perlengkapan camping, karena anda akan melepas lelah karena perjalanan jauh yang telah anda lewati. Hingga akhirnya dalam hitungan waktu 2 jam anda sampai ke Tongging. Dari sini anda bisa menikmati lukisan panorama Lake Toba dari sisi yang berbeda.
Objek wisata Tongging berada di sebelah Selatan lebih kurang 35 kilometer dari Brastagi. Persis di pingir Lake Toba, anda bisa dengan bebas menikmati air danau berwarna kebiruan seraya memandang utaian bukit dan gunung yang mengitari pulau Samosir.

Danau Toba Destination
“Melihat danau toba dari Tongging seperti menatap sebuah lukisan, sedangkan dari Parapat saya langsung menyentuh ‘keperawananya’,” ucap Zoe, seorang teman kepada saya. Dia tidak berbasa-basi kerena seorang turis bernama Verno B Prieto yang juga Pengurus Badan Kepariwisataan Philipina di SITF (Sumatera Internasional Travel Fair) 2007, awal Juni lalu, mangatakan, “Saya akui Danau Toba memang lebih indah ketimbang danau yang ada di negara kami.”
Pendapat tersebut tidak salah jika anda pernah mengunjungi Lake Toba yang memang menjadi kebanggaan Sumatera Utara, sama halnya sewaktu kami melakukan perjalanan mengunjungi kabupaten karo beberapa waktu yang lalu. Waktu itu, malam semakin pekat, tiba di Pancur Batu, jam baru menuju pukul 19.30 Wib. Mobil mulai menaiki tanjakan, kaca mobil dibuka. Udara segar terhirup memasuki rongga hingga paru-paru. Bulu-bulu tangan merinding, menggigil menahan dinginnya udara malam di pengunungan. Refleks, tangan saya menarik resleting baju dingin yang terbuat dari bulu domba lantas menyilangkan kedua tangan dengan rapat.
Samar-samar terdengar bunyi dahan bambu dan ranting pohon saling bersahutan. Ada nyayian gemerisik air yang jatuh dari pancuran dan celah-celah dinding perbukitan. Membentuk nada-nada lagu alam…hingga hujan turun deras. Di Penatapan Panorama, kami merasakan aroma jagung bakar yang mengundang selera. Jejeran penjual jagung bakar berdiri rapi pada ruas jalan dekat lereng bukit. Kami berhenti sejenak, menyantap jagung bakar dan kemudian melanjutkan kembali perjalanan.
Ketika mobil kami menaiki tanjakan Taman Hutan Raya (Tahura), ada antrian panjang di depan. Dari informasi yang tersebar, kemacetan terjadi karena banjir. Namun permasalahan tersebut dapat diatasi, kendaraan roda empat hitam metalik yang membawa kami, berbelok arah, melewati jalur lain, biar cepat sampai di Brastagi. Jalan motong ini, nantinya akan tembus dan melewati Sibayak Hotel. Kami pun tidak perlu lama-lama dalam traffic jam. Energi tidak banyak terkuras, cepat rebahkan badan di penginapan yang sudah di booking. Esok harinya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Taman Simalem Resort. Dari sisi sini kami dihidangkan panorama yang menajubkan. Danau Toba mirip mutiara dari sini.
Potret Baru Wisata Karo
Sebuah pengalaman eksotis yang tak terungkapkan ketika anda dapat menyaksikan sinar matahari pagi menyentuh permukaan danau yang tenang itu. Pantulan cahaya mentari membias keseluruh lereng tebing yang berdiri kokoh bak pagar betis raksasa. Lukisan alam yang menajubkan. Pear of lake toba…
Dan ketika senja datang, kala mentari mulai menyusup di balik cakrawala, wajah lugu bumi Karo bersemu merah –jingga. Perbukitan Danau Toba telah disulap menjadi sebuah taman resort nan cantik, simalem (indah, sejuk dan menyenangkan) kali! Anda yang senang melukis, pecinta fotografi, bisa menjadikan tempat ini sebagai sumber inspirasi lukisan dan rekaman lensa anda.
Pagi sekitar pukul 8.00 Wib, kami sudah siap-siap check–out dari hotel yang semalam menjadi tumpangan untuk kami merebahkan diri. Dari Brastagi kami melanjutkan perjalanan lewat jalan Kabanjahe. Setelah ½ jam, kami melewati jalan yang kadang mulus dan berlubang dengan landscape kanan-kirinya perkebunan sayur dan jeruk. Anda akan tiba dipintu gerbang Taman Simalem Resort yang memiliki luas 200 hektar, setelah menempuh perjalanan satu setengah jam perjalanan dari arah Brastagi.
Ketika melewati tugu beton yang lebarnya lebih kurang 1 meter dengan ketinggian berkisar 3 meter, di sebelah kanan badan jalan, ranting-ranting cemara seolah berkata ‘Well come to the Taman Simalem Resort!” Ah, nafas lega keluar dalam kegirangan yang garing. Mual yang semalam dirasa hilang seketika ketika kaki mulai menginjak tanah merah yang masih basah ini. Dari sini kami bisa menatap, awan-awan menggumpal keabu-abuan, mencoba menutupi sebagian warna langit yang biru.
“Wah…gila, cantik banget!” ucap saya kagum. Tawa spontan keluar dari bibir pucat ini, tubuh kala itu menari, berlari dan berteriak, mengelilingi semua area sebagian perbukitan taman ini. Kala itu hormon terpacu, menyibak, kesemarakan Lake Toba yang tersohor ke seluruh dunia bahkan tersiar ke penjuru negeri ini. Anda akan berbuat seperti saya, melakukan tracking ke semua sisi perbukitan dan menatapnya dengan kagum.
Dari atas perbukitan taman ini, bahkan hampir di semua bukit, batang-batang pinus setinggi lebih kurang 15 meter tertancap dan tumbuh subur. Dari atas perbukitan ini pula tampak hamparan permukaan yang air kebiruan. Meski jauh, hawa sejuk dan aroma air yang segar mulai memenuhi rongga dada, menyebar roma kesejukan. Lega, ketika saya coba memejamkan mata dan menikmati tiap bait cerita alam ini.
Taman Simalem Resort adalah sebuah tempat wisata yang memadukan nuansa alami dengan agrowisata, kegiatan rekreasi alam seperti Jungle Track, Zoo, Water pool, cable car (kereta gantung), dan wisata budaya. Perjalanan ke taman yang bentuknya persis objek wisata Genting dan Cameron Hiland-Malaysia ini-jauhnya sekitar 99 kilometer dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara.
“Luas taman ini dua ratus hektar. Seratus empat puluh hektar untuk area hutan, enam puluh hektar dikontruksi untuk wisata landscape dan agro. sedangkan untuk re-lokasi bangunan hanya empat puluh satu persen saja,” papar Tamin Sukardi, pemilik Taman Simalem Resort yang rencana pembangunannya dalam 3 tahap ini. Tahap pertama di jadwal pengerjaanya selesai 2007, dan dibuka untuk umum (soft opening) sebelum akhir 2007 ini. Ronde kedua penyelesaian lanjutannya 2008 dan 2010 babak terakhir, 100 % taman ini selesai sesuai jadwal yang di-planing-kan.
Tamin yang merupakan salah satu pelaku wisata di Sumatera Utara ini mengatakan bahwa 2 tahun lagi pembangunan objek wisata di Kabupaten Karo bisa dilalui dengan jalur bypass, Tanjung Morawa-Dolok Seribu-L.Pakam. Waktu perjalanan pun akan semakin cepat dan efesien. Agar industri pariwisata Sumatera Utara sukses dan pelancong ingin datang kembali menikmati keindahan alam di sini maka semua pihak harus sama-sama bekerja, mencari solusi dan saling mendukung.
Memang industri pariwisata di Sumut perlu ditingkatkan lagi, mengingat kurangnya inisiatif dari pemerintah daerah dan masyarakat Sumut untuk meningkatkan aspek pariwisata, khususnya Danau Toba. Rudolf Pardede, Gubernur Sumatera Utara, pernah mengatakan sektor pariwisata sangat memegang peranan penting dalam meningkatkan devisa negara di samping sektor pertanian dan pertambangan. Pihak pemerintah maupun swasta mencari jalan terbaik dalam meningkatkan mutu kepariwisataan di Sumut. “Saya mengharapkan…suatu terobosan baru sehingga sektor pariwisata dalam pembangunan Sumatera Utara dapat ditingkatkan.”
Mungkin taman simalem resort boleh disebut sebagai salah satu bentuk terobosan baru itu.