Kala Matahari menarik selimut mencari kehangatan, Rembulan senandungkan nyanyian hati untuk sang Mataharinya....
23 December 2009
Qory Sandioriva: "Saya Minta Maaf Pada Rakyat Aceh"
(artikel ini sudah diterbitkan di Tabloid Modus Aceh Edisi 26 Thn VII)
The Best Student of The year 2006-2007 SMA Al-Azhar 1 Jakarta berdarah Sunda-Aceh Gayo ini mengikis sejarah dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2009, Jumat malam 9 Oktober lalu. Kehadirannya tidak mengenakan jilbab mengundang kontroversi. Qory Sandioriva minta maaf kepada rakyat Aceh.
Saniah LS
Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva menyempatkan dirinya untuk diwawancara MODUS ACEH via phone, Selasa sore 13 Oktober, disela-sela waktu luangnya saat berkunjung ke Garuda Indonesia bersama Miss Universe 2009, Stefania Fernandez Krupij. Satu hal yang patut diberi acuan jempol. Dengan rela, Qory meminta maaf kepada rakyat Aceh atas kontroversi yang membalutnya. “Saya mengambil prinsip meng-Islamkan hati dan prilaku terlebih dahulu, sementara jiwa saya belum lagi terpanggil untuk mengenakan jilbab. Saya mengikuti prilaku Cut Nyak Din yang juga meng-Islamkan hati dan prilakunya terlebih dahulu. Meski tidak mengenakan jilbab, Cut Nyak Din juga seorang muslimah yang tidak perlu diragukan ke-Islamannya,” ungkap Qory yang sangat mengidolakan Cut Nyak Din ini.
Menurut Qory. “Dari kecil hingga sekarang ini, dalam keseharian saya memang tidak mengenakan jilbab,” sebutnya jujur. Melalui media ini, Qory pun membentangkan ‘tikar persoalan’ sebenarnya. “Saya salah satu representatif perempuan Aceh yang tidak mengenakan jilbab yaitu representatif wanita Gayo yang tidak mengenakan jilbab,” ulangnya lagi untuk memperjelas.
Kontroversi itu muncul saat Charles Bonar Sirait selaku MC melemparkan pertanyaan yang seharusnya menurut Humas YPI, Mega Angkasa tidak perlu melontarkan. Menurut Angkasa kepada media ini, 13 Oktober lalu via phone, dalam peraturan yang diterapkan YPI (Yayasan Puteri Indonesia) tidak ada keharusan peserta atau finalis dari Aceh wajib mengenakan jilbab. “Charles Bonar Sirait (MC), salah menanyakan pertanyaan yang seharusnya tak pantas ia tanyakan kepada Qory di ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2009, Jumat malam 9 Oktober lalu. Qory pun waktu itu salah memberi jawaban pertanyaan dari si MC,” jelas Humas YPI ini. Angkasa menambahkan, waktu itu Qory ingin mengatakan bahwa izin yang ia dapatkan dari Pemda Aceh (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh---red) adalah izin untuk mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia 2009 mewakili Aceh bukan izin membuka jilbab seperti yang terkatakan Qory di atas pentas yang akhirnya mengundang kontraversi hingga saat ini. “Kita berharap kesalahpahaman ini bisa berakhir dengan dingin. Melalui media, Qory meminta maaf atas kesalahan ucapannya itu kepada masyarakat Aceh, Pemda Aceh, dan ulama Aceh” jelas Humas YPI itu.
Masih kata Angkasa, ditengah kesibukan YPI dan Qory, terus melakukan wawancara dengan pers satu persatu guna memperjelas duduk persoalan yang sebenarnya, sembari mengharap agar suasana kontraversi tersebut bisa dingin secepatnya.
Dulu, Angkasa memberi contoh seperti dua orang Finalis Puteri Indonesia dari Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yaitu Andina Agustina Finalis Puteri Indonesia 2004 dan Shinta Alvionita Finalis Puteri Indonesia 2008 yang mengenakan jilbab pada Pemilihan Puteri Indonesiat tahun lalu. Menurutnya atas inisiatif finalis itu sendiri yang memang representatif perempuan Aceh yang mengenakan jilbab.
Sementara kata Angkasa, Qory representatif perempuan Aceh-wanita Gayo yang tidak mengenakan jilbab. “Qory itu berdomisili dari kecil di Jakarta. Ayahnya orang Sunda dan ibunya orang Aceh-Gayo yang kesehariannya memang tidak mengenakan jilbab,” jelasnya. Lanjut Angkasa lagi, Qory dan YPI akan berkunjung ke Aceh dan bersilaturahmi dengan Pemda Aceh sekaligus mengunjungi kampung halaman ibunya dan ziarah ke kuburan kakeknya di Takengon.
Mengenai kedatangan Qory ke Aceh, kata Angkasa, belum tahu pasti tanggal yang jelas. Kegiatan kunjungan ini akan dilakukan jika Puteri Indonesia 2009 kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1991 ini sudah menyelesaikan semua acara tahunannya mendampingi Miss Universe 2009 asal Venezuela, Stefania Fernandez Krupij ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung, Medan, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.
“Di Medan Puteri Indonesia 2009 dan Miss Universe 2009 dalam proyek sosial berhasil mengumpulkan dana untuk penderita katarak di Sumatera Utara sebesar Rp 140 juta pada acara Gala Dinner yang dilakukan di JW Marriott Hotel Medan beberapa waktu lalu”. Sedangkan untuk pengalangan dana bagi korban gempa di Sumatera Barat, YPI melakukan pelelangan baju yang hasilnya nanti akan di sumbangkan ke Sumbar. “Pelelangan ini sudah berlangsung sejak 10 hingga 18 Oktober di Jakarta. Selain menyumbangkan dana kita juga menyumbangkan barang-barang yang dibutuhkan para korban gempa seperti salah satunya selimut,” terang Angkasa kepada MODUS ACEH.
Pada tempat yang berbeda dan tanggal yang sama (13/10), melalui media ini Qory berharap agar suasana kontraversi tersebut bisa berakhir dengan dingin. Peraih Juara 1 Fighting Pencak Silat ini mengaku bersalah atas kata-katanya itu ketika menjawab pertanyaan dari Charles Bonar Sirait di atas panggung. “Ada salah persepsi dan saya salah bicara waktu itu, maksud saya izin yang diberi Pemda Aceh, izin untuk mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia 2009 bukan izin untuk membuka jilbab. Karena sebenarnya saya representatif perempuan Aceh yang tidak mengenakan jilbab, representatif perempuan Gayo yang tidak mengenakan jilbab. Sejak kecil dan keseharian saya tidak mengenakan jilbab,” ujarnya dengan lembut.
Masih kata dara cantik dan smart yang menguasai tiga bahasa yaitu Indonesia, Inggris, dan Perancis ini. “Saya minta maaf untuk kesalahan kata-kata saya ini saat menjawab pertanyaan dari MC. Dan saya juga minta maaf kepada rakyat, Pemda, dan ulama Aceh. Sekali lagi saya ingin mempertegas atas kesalahan kata-kata saya tersebut yang maksud saya sebenarnya adalah mendapatkan izin untuk ikut Puteri Indonesia 2009 mewakili Aceh bukan izin membuka jilbab”.
Putri dari Dicky Jatmika Ustama dan Fariyawati ini mengaku dirinya bukanlah makhluk yang sempurna yang tidak luput dari kesalahan. “Saya bangga bisa mengharumkan nama Aceh menjadi Puteri Indonesia 2009 dari finalis Nanggroe Aceh Darussalam,” kata pengagum Cut Nyak Din itu. Wanita yang memiliki rambut indah ini pun pencontohkan sikap pahlawan nasional Aceh Cut Nyak Din yang meng-Islamkan hati dan prilakunya terlebih dahulu, meski tidak mengenakan jilbab. “Jika hati saya terpanggil Insya Allah saya akan mengenakan jilbab Mbak. Maka itu saya ingin meng-Islami hati dan prilaku saya terlebih dahulu,” ujarnya kepada media ini.
Sekedar mengingatkan, pada malam grand final, Jumat malam, 9 Oktober lalu Qory mengeluarkan pernyataan yang akhirnya memicu kontroversi. Qory menjawab pertanyaan MC, Charles Bonar Sirait mengenai keberaniannya untuk tampil berbeda tanpa jilbab seperti lazimnya kontestan lain asal Aceh, sebelum dirinya.
Isi pernyataannya itu adalah, ia telah mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi NAD untuk hal tersebut. Pernyataan itu kemudian ditafsirkan sebagian masyarakat Aceh bahwa dia telah menanggalkan jilbabnya karena mengikuti Puteri Indonesia 2009. Padahal notabanenya Qory memang kesehariannya tidak mengenakan jilbab dan berdomisili di Jakarta.***
Inilah Finalis Puteri Indonesia Asal Aceh
Medio 2000- 2009
Pemilihan Puteri Indonesia, nyaris tidak ada di Aceh. Kebanyakan kontestan Aceh sebagai finalis Puteri Indonesia, mengikutinya sebagai person wanita Aceh yang berprestasi. Sementara kontestan lain berasal dari daerahnya masing-masing. Misalnya, Sumatera Utara, Bandung, Surabaya dan kota besar lainnya.
Menurut Humas YPI Mega Angkasa, itu disebabkan belum ada event orgainizer (E.O) di Aceh yang menyangupi untuk melakukan PPI di Aceh. “Jika ada E.O di Aceh yang menyanggupinya dan konsekuensinya peserta yang terpilih dan menjadi duta dari Aceh wajib mengenakan jilbab sesuai peraturan di daerah, ya intinya kita akan meresponnya,” kata Angkasa. Masih kata dia, setiap tahun pihak YPI selalu menyodorkan even tersebut ke Pemda Aceh, namun selalu dikatakan belum siap.
Nah, minusnya even seleksi Puteri Indonesia, tak berarti minat dan bakat dara Aceh untuk terjun ke ajang bergengsi ini rendah atau nyaris tak ada. Buktinya, ada beberapa nama yang muncul sebagai salah satu yang terbaik di ajang impian banyak remaja putri di Indonesia ini. Siapakah mereka? Ini dia mereka.
Pocut Israita-Finalis Puteri Indonesia 2000
Wanita yang berdomisili di Medan ini saat mengikuti ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2000 adalah lulusan SMA Al-Azhar Medan.
Pernah masuk dalam finalis Gadis Sampul 1996 membawa nama Medan ketika ia berusia 16 tahun. Sekarang Pocut Israita kabarnya seorang dokter di salah satu rumah sakit di Medan. Saat mengikuti kontes ini Pocut Israita merupakan representatif perempuan Aceh yang tidak mengenakan jilbab dan tinggal di Medan. Yang mengembirakan putri berdarah keturunan Aceh itu saat Pemilihan Puteri Indonesia 2000 terpilih menjadi Puteri Favorit.
Rissa Susmex-Finalis Puteri Indonesia 2002
Rissa Susmex memiliki garis keturunan Aceh yang berprofesi sebagai model dan bintang sinetron. Wanita yang tidak mengenakan jilbab saat mengikuti ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2002 berdomisili di Jakarta dan memiliki nama asli Meutia Taurissa Susmez, wanita ini kesehariannya juga tidak memakai jilbab dan termasuk dalam representatif wanita Aceh yang tidak mengenakan jilbab. Ia lahir di Jakarta, 25 April 1979. Menikah dengan Arifianto Sudiro pada 23 Maret 2007. Ketika Grand Final Puteri Indonesia 2002, dara Aceh ini menjadi juara Runner-Up 1 Puteri Indonesia 2002.
Andina Agustina-Finalis Puteri Indonesia 2004
Andina lah kontestan dari Aceh yang pertama kali mengenakan jilbab saat mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia 2004. Andina merupakan representatif perempuan Aceh yang mengenakan kerudung. Dia lahir di Lhokseumawe pada 4 September 1986. Wanita yang menyandang sebagai puteri Favorit di PPI 2004 ini merupakan siswi SMU Hutama Bekasi dan juara Olimpiade Fisika. Seperti dikutip Majalah Berita Mingguan Gatra, ia pernah berujar saat mengikuti kontes ini. Kata dia, keikutsertaan pada PPI 2004 sekedar iseng karena dia berpikir tak akan mungkin bisa ikut kontes puteri sejagat Indonesia karena ia notabanenya memakai jilbab. Karena tidak ada syarat yang melarang di PPI para kontestan mengenakan jilbab maka Dina (panggilan akrabnya) coba-coba dan ternyata ia pun masuk dalam finalis dan terpilih menjadi Puteri Favorit.
Shinta Alvionita AS-Finalis Puteri Indonesia 2008
Shinta Alvionita mengikuti jejak Andina Agustina mengenakan jilbab saat mengikuti PPI 2008, sebab representatif Shinta merupakan perempuan Aceh yang mengenakan kerudung. Waktu mengikuti kontestan, Shinta masih berstatus pelajar SMA di Aceh Utara yang mendapat dukungan penuh dari Pemda Aceh Utara dan juga pihak sekolahnya. Shinta waktu itu tidak meraih juara namun kehadirannya pada ajang PPI 2008 sempat menjadi pusat perhatian karena satu-satunya kontestan yang mengenakan jilbab.
Qory Sandioriva-Finalis Puteri Indonesia 2009
Qory duta Aceh dalam ajang PPI 2009 dan terpilih menjadi Puteri Indonesia 2009 setelah Qory dinilai memiliki 3B yaitu Brain (kecantikan), Beauty (penampilan menarik), dan Behavior (berprilaku menarik). Qory lahir di Jakarta, 17 Agustus 1991, puteri dari pasangan Dicky Jatmika Ustama (Sunda) dan Fariyawati (Aceh-Gayo). Kuliah di Sastra Perancis FIB Universitas Indonesia, semester I, merupakan alumni SMA Al-Azhar 1 Jakarta. Qory duta Aceh yang tidak memakai jilbab karena Qory merupakan representatif perempuan Aceh-Gayo yang tidak mengenakan jilbab dalam kesehariannya dan berdomisili di Jakarta.***
Qory Sandioriva:
Sejak Kecil Saya tak Pakai Jilbab!
Setelah sempat beberapa hari tertunda. Qory akhirnya memberi kesempatan kepada wartawan media ini Saniah LS untuk mewawancarai Puteri Indonesia 2009 ini. Apa saja kata Qory Sandioriva? Berikut penuturannya melalui telpon seluler.
Bagaimana tanggapan Anda soal kontroversi yang terjadi setelah pernyataan Anda mendapat izin dari Pemda dan Ulama Aceh untuk membuka jilbab?
Saya mau minta maaf karena kesalahan bahasa itu, saya mau klarifikasi maksud saya bukan seperti itu.
Seperti apa?
Ada salah persepsi dan saya salah bicara waktu itu, maksud saya izin yang diberi Pemda Aceh, izin untuk mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia 2009 bukan izin untuk membuka jilbab. Sebenarnya saya representatif perempuan Aceh yang tidak mengenakan jilbab, representatif perempuan Gayo yang tidak mengenakan jilbab. Sejak kecil dan keseharian saya tidak mengenakan jilbab.
Lantas apa tindaklanjut Anda ke depan?
Saya minta maaf untuk kesalahan kata-kata saya saat menjawab pertanyaan dari MC. Dan saya juga minta maaf kepada rakyat, Pemda, dan ulama Aceh. Sekali lagi saya ingin mempertegas atas kesalahan kata-kata saya tersebut. Maksud saya sebenarnya adalah mendapatkan izin untuk ikut Puteri Indonesia 2009, bukan izin membuka jilbab.
Apa Anda mengantongi surat izin dari Pemda Aceh?
Ada, karena itu salah satu syarat yang harus saya penuhi untuk ikut dalam kontes ini. Begini, Pemda Aceh dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh telah memberi surat izin kepada saya untuk ikut dalam Pemilihan Puteri Indonesia sebagai duta dari Aceh. Surat itu ada pada YPI.
Kabarnya Anda juga sudah mengantongi KTP Aceh?
Ya, itu saya buat dua minggu menjelang Grand Final PPI. Setelah saya dinobatkan sebagai finalis Puteri Indonesia 2009 bersama 37 kontestan lainnya. Karena selain izin dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh saya juga harus punya KTP Aceh.
Tapi, Anda kan berdomisili di Jakarta?
Ya, saya lahir di Jakarta dan sekarang juga tinggal di Jakarta. Kadang-kadang kami sekeluarga suka berkunjung ke Takengon, kampung ibu saya. Ayah saya orang Sunda, ibu saya orang Aceh, Aceh-Gayo.
Kalau boleh tahu kenapa Anda tidak mengenakan jilbab?
Seperti saya bilang tadi, saya representatif perempuan Aceh, perempuan Gayo yang tidak mengenakan jilbab. Keseharian saya memang tidak pakai jilbab. Saya memiliki prinsip dan mencontoh sikap Cut Nyak Din. Meng-Islamkan hati dan prilaku saya dulu. Cut Nyak Din meski tidak memakai jilbab tapi prilakunya sesuai hukum Islam. Satu lagi, tutup kepala adalah panggilan hati, dan hati saya belum terpanggil ke arah itu kerana saya ingin meng-Islamkan hati dan prilaku saya dulu. Dalam agama Islam juga tidak ada paksaan untuk memakai jilbab kan?
Apa tanggapan Anda dengan para wanita di Aceh yang unjuk rasa, memprotes atas sikap Anda tersebut?
Kalau saya dengan berbesar hati meminta maaf dan sangat menyanjungi wanita Aceh yang memakai jilbab. Saya hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari khilaf dan kesalahan. Karena saya bukan makhluk yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah.
Kalau Anda diberi kesempatan apa yang ingin Anda katakan kepada mereka?
Sekali lagi saya sangat menghargai wanita-wanita Aceh yang memakai jilbab. Biarlah saya ‘menjilbabkan’ hati dan prilaku saya dulu. Biarkan saya dulu mengetahui jilbab sejauh mana fungsinya untuk dipakai. Insya Allah jika jiwa saya terpanggil pasti saya akan mengenakan jilbab.
Ada lagi?
Sebagai wanita Indonesia saya ingin agar wanita-wanita Indonesia terutama wanita-wanita di Aceh memberdayakan kepercayaan diri mereka. Karena setiap orang diberi Allah SWT kemampuan yang tinggi. Kita juga bersyukur karena dianugerahkan prilaku dan kepribadian yang Islami.***
Mega Angkasa Humas Yayasan Putri Indonesia
Hanya Salah Paham
Bagaimana YPI menyingkapi kontraversi yang terjadi di Aceh?
Ini kesalahapahaman saja dan kita berharap dapat dingin dengan secepatnya. Makanya Qory meminta maaf atas kesalahan pengucapannya itu. Sebenarnya MC, tidak perlu menanyakan hal itu.
Maksudnya?
Jadi begini, Charles Bonar Sirait (MC), salah menanyakan pertanyaan yang seharusnya tak pantas ia tanyakan kepada Qory di ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2009, Jumat malam 9 Oktober lalu. Sehingga Qory salah memberi jawaban. Jawaban Qory bukan izin melepaskan jilbab, melainkan izin mengikuti PPI 2009 sebagai duta Aceh. Gini ya, Qory memang tidak memakai jilbab dari awal hingga final pada kontes ini. Qory kesehariannya memang tidak mengenakan jilbab, Qory representatif perempuan Aceh, perempuan Gayo yang tidak mengenakan jilbab.
Apa ada peraturan setiap kontestan dari Aceh wajib mengenakan jilbab?
Tidak ada peraturan khusus untuk itu. Kalau pun dulu ada kontestan dari Aceh yang memakai jilbab seperti Shinta dan Dina, itu atas inisiatif sendiri, bukan karena peraturan. Dulu juga ada finalis dari Aceh yang tidak mengenakan jilbab, tapi ya tidak jadi kontraversi seperti ini, ya itu kesalahan ucapan Qory saja yang menjawab pertanyaan dari MC yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan. Jadilah masalah seperti ini, kita berharap cepat dingin.
Tapi Qory duta untuk Aceh sedangkan Anda ketahui Aceh itu mewajibkan wanitanya mengenakan jilbab?
Kami mengerti. Seperti kami katakan tadi Qory representatif perempuan Aceh, perempuan Gayo yang tidak memakai jilbab dia juga sudah lama berdomisili di Jakarta. Juga sebagai penjelasan tambahan, setiap tahunnya kami selalu menyodorkan kepada Pemda Aceh untuk even Pemilihan Puteri Indonesia di daerah Aceh seperti yang dilakukan di daerah lain, namun Pemda Aceh selalu mengatakan belum siap. Jika ada E.O di Aceh yang menyanggupinya dan konsekuensinya peserta yang terpilih dan menjadi duta dari Aceh wajib mengenakan jilbab sesuai peraturan di daerah, ya intinya kita akan meresponnya. Tapi ini masalahnya tidak ada. Jadi kebanyakan kontestan hanya mengantongi izin dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh untuk bisa mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia sebagai duta dari Aceh.
Apa Puteri Aceh yang tidak sekolah atau menetap di Aceh bisa menjadi duta Aceh mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia?
Bisa. Ada tiga syarat yang salah satunya harus mereka penuhi. Pertama peserta harus tinggal di provinsi yang diwakilinya. Kedua peserta sekolah harus diprovinsi yang diwakilinya. Dan ketiga, peserta harus memiliki garis keturunan dari provinsi yang diwakilinya. Nah, dalam hal ini, Qory mengambil syarat ketiga, ia memiliki garis keturunan dari ibunya yang berdarah Aceh-Gayo. Jadi Qory bisa mewakili Aceh.
Apa surat izin itu benar ada?
Surat itu ada, cuma sekarang ini belum bisa kami berikan ke media karena kami ingin mendinginkan suasana dulu. Ini semua kesalahpahaman saja. Kami juga akan berkunjung ke Aceh, bersilatuhrahmi dengan Pemda Aceh sekalian Qory pulang ke kampung halaman ibunya di Takengon sambil menziarahi kuburan kakeknya di sana.
Kapan?
Tanggal pastinya belum tahu, yang jelas kegiatan kunjungan ini akan dilakukan jika Puteri Indonesia 2009 sudah menyelesaikan semua acara tahunannya mendampingi Miss Universe 2009 asal Venezuela, Stefania Fernandez Krupij ke beberapa kota besar di Indonesia yaitu Bandung, Medan, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Setelah itu mereka akan kembali lagi ke Jakarta, mungkin setelah itu.
Andai nanti suasana menjadi dingin, bagaimana pula dengan kontraversi Miss Universe yang mengenakan bikini dan baju renang?
Sejauh ini kami belum memikirkan lagi ke hal itu, kami ingin membenahkan ‘benang-benang kusut’ ini terlebih dahulu, bikin suasana sejuk dulu. Itu akan kami pikirkan nanti.
Apa saja tugas yang diemban Qory sebagai Puteri Indonesia 2009?
Tugas Puteri Indonesia banyak dengan aktifitas dan kegiatan sosial. Selain itu Qory sebagai Puteri Indonesia juga sebagai duta pariwisata, KOMHAS Anak, Lingkungan, juga duta Badan Narkotika, dan Lepra Indonesia. Qory menjadi juru bicara untuk tugas-tugasnya itu, selama dua tahun. Hal ini juga dilakukan oleh puteri Indonesia sebelum Qory. ***